Kue brownies merupakan kue yang memiliki banyak sekali penggemar. Rasa khas coklat yang begitu enak dan lezat membuat orang selalu menginginkannya untuk dimakan. Meskipun bentuknya tidak terlalu cantik, layaknya kue yang lain tetapi kue yan satu ini tetap saja diburu. Lalu, bagaimanakah cara membuat brownies yang enak ini?
Kue yang enak ini memang membuat seseorang ingin mencoba untuk membuatnya. Namun bagi kita yang tidak memiliki keahlian untuk memasak dan sangat takut dengan dapur rumah tangga, ataupun lebih tersibukkan dengan urusan kerja, maka ada baiknya untuk memilih hanya menjadi penikmat saja.
Selain menjadi penikmat dari kue brownies yang manis dn lezat ini, pernahkah terbayangkan di dalam benak kita darimana kue ini berasal? Dan bagaimana kue selezat ini bisa tercipta begitu saja dari tangan seseorang yang begitu handal dalam hal membuat kue?
Asal Kue Brownies
Kue yang berbentuk hitam manis ini, memang enak dan sudah tidak usah diragukan lagi kelezatannya. Meskipun harganya tidak bisa dibilang murah, tetapi masih saja banyak orang yang gemar memakan kue hitam manis ini.
Kue ini diyakini berasal dari daratan Amerika pada abad ke sembilan belas. Lalu di paruh pertama pada abad ke dua puluh, kue brownies mulai dikenalkan dan dipopulerkan di Kanada.
Kue ini lalu menyebar ke segala penjuru dunia karena rasa dan kelezatannya yang begitu khas dan hanya dimiliki oleh kue yang satu ini. Kue ini dianggap berasal dari daratan Amerika karena dari negara tersebutlah kue ini pertama kali dipopulerkan. Jadi tidak heran jika kue yang enak ini dianggap berasal dari Amerika Serikat.
Asal-Usul Kue Brownies
Sejarah terciptanya kue brownies ini memiliki dua versi cerita yang berbeda-beda. Namun kemunculan dari brownies ke ranah publik terjadi pada tahun 1893, pada sebuah acara pameran. Tema yang diangkat di dalam pameran tersebut adalah Columbian Exposition yang digelar salah satu kota terbesar yang berada di Amerika Serikat yakni Chicago, tepatnya di Illionis.
Pada saat itu seorang pemilik Hotel Bertha Palmer menginginkan sebuah hidangan yang lain dari biasanya. Tidak hanya itu saja, sang pemilik hotel juga menginginkan sesuatu yang sangat jauh berbeda dari beberapa kue yang pernah ada sebelumnya.
Berdasarkan permintaan dari sang pemilik hotel tersebutlah, maka sang koki yang berasal dari Hotel Palmer House berusaha untuk berkreasi. Ditambah lagi ketika menciptakan kreasi baru, sang koki juga harus memikirkan kesukaan makanan penutup untuk para tamu perempuan, karena makanan ini akan dihidangkan untuk mereka.
Akhirnya terbentuklah kue brownies yang telah selesai dibuat oleh sang koki. Namun agar mudah untuk dimakan, maka brownis yang besar tadi di potong menjadi kecil-kecil. Tujuannya sudah tentu untuk memudahkan seseorang memakan kue brownies yang lezat tersebut.
Sedangkan untuk asal-muasal dari terciptanya kue brownies itu sendiri, masih menjadi perdebatan. Pada versi yang pertama, mengatakan bahwa terciptanya kue brownies terjadi akibat ulah sang koki yang secara tidak sengaja lupa untuk memasukkan bahan pengembang kue alias baking powder.
Adonan kue yang seharusnya menjadi kue bolu cokelat ini menjadi tidak semestinya, karena adonan yang seharusnya mengembang menjadi tidak mengembang. Dalam bahasa yang biasa digunakan oleh orang yang suka membuat kue, mereka menyebutnya dengan nama bantet.
Ketika selesai dipanggang atau sudah matang baruah ketahuan bahwa adonan bolu cokelat yang digunakan tadi ternyata tidak menggunakan baking powder. Akibatnya kue yang seharusnya memiliki tekstur lembut, mengembang, dan memiliki banyak sekali pori-pori menjadi sebuah kue yang padat, bantat, dan sedikit basah.
Meskipun dianggap sebagai sebuah kue yang gagal tetapi kue ini punya penilaian lain di mata penikmatnya. Kue ini berhasil merebut hati para penikmat makanan terutama kue cokelat.
Itu adalah versi yang pertama sedangkan di dalam versi yang kedua, atau yang lainnya diceritakan bahwa ada seorang pengusaha toko yang akan gulung tikar atau perusahaan rotinya tersebut akan bangkrut.
Krisis keuangan yang melanda pemilik roti tersebutlah, yang membuat toko roti itu tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Selain dirinya sendiri yang bekerja di toko itu, dia dibantu oleh temannya sendiri yang menjajakan kue yang telah dibuatnya di pagi hari.
Menjelang akan ditutupnya toko tersebut, sang pemilik toko roti berusaha dengan sisa uang yang ada membeli bahan untuk membuat kue.
Uang yang digunakan untuk membeli bahan kue tersebut, adalah uang terakhir yang dia miliki. Merasa sangat berharga sekali karena hanya itu harta satu-satunya yang dia miliki sekarang, maka pemilik toko roti berusaha dengan keras untuk membuat roti yang disukai banyak orang.
Bekerjalah pemilik roti tersebut semalaman untuk membuat roti cokelat yang enak, dan lezat sesuai dengan buku resep yang dipegangnya.
Meskipun sudah berusaha semalaman dengan bahan yang ada, tetapi hasil yang diberikan tidaklah seperti yang tertera pada buku resep. Pemilik roti pun cukup putus asa dan kecewa dengan hasil roti yang telah dibuatnya tersebut hingga akhirnya ia pun tertidur lelap di samping roti gagal buatannya karena kelelahan.
Seperti hari biasanya, temannya yang juga sekaligus pekerjanya datang di pagi hari untuk mulai menjajakan roti buatan sang majikan. Karena takut akan membangungkan sang majikan, maka pekerja tersebut mengambil roti itu tanpa membangunkan majikannya. Sang pekerja tidak tahu bahwa roti yang akan dijualnya merupakan roti gagal.
Namun keajaiban pun terasa tiba dengan begitu cepat. Roti gagal yang dibuat oleh majikannya tersebut mendapatkan respon yang cukup baik dari para pelanggannya. Para pelanggan pun mencoba untuk memesannya kembali, selamatlah toko roti tersebut dari kebangkrutan.
Cara Sederhana membuat Brownies
Sebelum membahas cara membuat brownies, yang perlu ditekankan adalah cerita asal mula dari brownies itu sendiri. Kita perlu mengingat bahwa brownies adalah sebuah kue yang gagal menurut pembuatnya, tetapi menjadi sebuah kue yang berhasil menurut penikmatnya. Jadi jangan mudah menyerah dan putus asa ketika membuat kue ini nantinya.
Cara untuk membuat brownies terbilang cukup mudah. Pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan dua panci, yaitu panci besar dan kecil. Isilah panci besar dengan air lalu masak hingga mendidih. Kemudian taruhlan panci kecil di dalamnya.
Setelah itu masukkan margarin dan cokelat batangan yang sudah disiapkan ke dalam panci tersebut. Proses ini digunakan untuk melelehkan margarin dan cokelat sekaligus mencegahnya agar tidak gosong, atau lengket jika tidak memiliki wadah anti lengket ketika mencairkannya.
Sambil menunggu cokelat dan mentega mencair, maka kita bisa mengocok gula dan telur secara bersamaan. Kocok gula dan telur tersebut hingga cukup mengembang.
Jika mentega dan cokelat telah mencair maka masukkan bahan tersebut ke dalam kocokkan gula dan telur tadi. Aduk hingga merata dan tambahkan sedikit tepung terigu. Jangan lupa untuk mengaduknya hingga merata.
Agar tekstur dari brownies tampak lebih bagus, maka ada baiknya untuk menyimpan adonan mentah tadi selama beberapa jam di dalam kulkas. Jika perlu semalaman sebelum adonan tersebut dipanggang. Proses selanjutnya adalah panggang adonan tersebut, dan sajikan setelah agak dingin. Selamat mencoba!